Selasa, 17 Juli 2018

chapter 14 " The Production Cycle "

Siklus Produksi
Siklus produksi (production cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus - menerus berhubungan dengan pembuatan produk.

Desain Produk
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan  pelanggan dari segi kualitas, daya tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan biaya produksi.

Proses
Aktivitas desain produk menghasilkan dua output. Pertama, daftar bahan baku (bill of material - BOM) yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, dan kuantitas dari setiap komponen yang digunakan dalam produk jadi. Kedua adalah daftar operasi(operation list) yang menspesifikasikan urutan langkah - langkah untuk mengikuti dalam membuat produk, peralatan apa yang digunakan, dan seberapa lama setiap langkah yang diambil.

Alat - alat seperti perangkat lunak manajemen siklus hidup produk (product life - cycle management- PLM) dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari proses desain produk. Perangkat lunak PLM terdiri atas tiga komponen kunci: perangkat lunakcomputer-aided design (CAD) untuk mendesain produk baru, perangkat lunak manufaktur digital yang menirukan bagaimana produk - produk tersebut akan diproduksi, dan perangkat lunak manajemen data produk yang menyimpan semua data yang terkait dengan produk.

Perencanaan dan Penjadwalan
Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek sekaligus meminimalkan persediaan bahan baku dan barang jadi.

Metode Perencanaan Produksi
Dua metode umum perencanaan produksi adalah manufacturing resource planning dan produksi ramping. Manufacturing resource planning (MRP-II) adalah perpanjangan dari perencanaan sumber daya bahan baku yang berupaya untuk menyeimbangkan kapasitas produksi yang diperkirakan. Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing,karena barang yang diproduksi dalam ekspektasi dari permintaan pelanggan.

Sama seperti MRP-II adalah perpanjangan dari sistem pengendalian persediaan MRP,produksi ramping (lean manufacturing) memperpanjang prinsip - prinsip sistem persedian just-in-time untuk seluruh proses produksi. Tujuan dari produksi ramping adalah meminimalkan atau mengeliminasi persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Produksi ramping juga disebut sebagai pull manufacturing karena barang yang diproduksi sebagai respons terhadap permintaan pelanggan.

Akuntansi Biaya  
Tiga tujuan utama dari sistem akuntansi biaya adalah (1) menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian kinerja operasi produksi; (2) menyediakan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam penetapan harga dan keputusan bauran produk; dan (3) mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung nilai-nilai persediaan dan harga pokok penjualan yang muncul dalam laporan keuangan perusahaan.

Proses
Sebagian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya job-order atau perhitungan proses untuk menentukan biaya produksi. Perhitungan biaya job-order (job-order costing) menentukan biaya ke batch produksi tertentu atau pekerjaan, dan digunakan ketika produk atau jasa yang dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat diidentifikasi secara diskret (berlainan).
Perhitungan biaya proses (process costing) menentukan biaya pada masing-masing proses atau pusat kerja dalam siklus produksi, dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk seluruh unit yang diproduksi. Perhitungan biaya proses digunakan ketika barang atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit diskret tidak dapat dengan segera diidentifikasi.

Kartu Jam Kerja (job-time ticket)
Di masa lalu, AOE dan para produsen lainnya menggunakan dokumen kertas yang disebut kartu jam kerja kartu jam kerja (job-time ticket), yaitu sebuah dokumen yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas tenaga kerja dengan mencatat jumlah waktu seorang pekerja yang dikeluarkan dalam setiap tugas pekerjaan tertentu.

Biaya Overhead Pabrik
Biaya pabrik yang biasanya secara ekonomis tidak layak untuk melacak langsung terhadap pekerjaan atau proses tertentu yang disebut overhead pabrik (manufacturing overhead). Contohnya termasuk biaya penggunaan air, listrik, dan utilitas; perlengkapan lain-lain, sewa asuransi, dan pajak properti bagi pabrik; serta gaji penyelia pabrik.

Perhitungan Biaya Berbasis Aktivitas
Perhitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC) sistem ini dapat memperbaiki dan meningkatkan alokasi biaya baik dalam sistem biaya job-order atau proses. Perhitungan ini berupaya untuk menelusuri biaya terhadap aktivitas yang menimbulkannya, seperti penggilingan atau pemolesan, dan seterusnya hanya mengalokasikan biaya-biaya tersebut ke produk atau departemen.

Para pendukung perhitungan biaya berbasis aktivitas berargumen bahwa ini memberikan dua manfaat penting: data yang lebih akurat menghasilkan bauran produk dan keputusan penetapan harga yang lebih baik dan biaya yang lebih detail dapat lebih meningkatkan kemampuan manajemen untuk mengendalikan dan mengelola total biaya.

Ukuran Pengendalian Kualitas
Informasi mengenai biaya kualitas dapat membantu perusahaan menentukan dampak dari tindakan yang diambil untuk meningkatkan yield dan mengidentifikasi area-area untuk perbaikan lebih lanjut. Biaya pengendalian kualitas dapat dibagi ke dalam empat area sebagai berikut:


  • Biaya pencegahan berhubungan dengan perubahan terhadap proses produksi yang didesain untuk mengurangi tingkat kecacatan produk.
  • Biaya inspeksi berhubungan dengan pengujian untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas.
  • Biaya kegagalan internal berhubungan dengan pengerjaan ulang, atau pembuangan, produk yang diidentifikasikan sebagai produk cacat sebelum penjualan.
  • Biaya kegagalan eksternal dihasilkan ketika produk cacat dijual ke pelanggan. Biaya ini meliputi biaya-biaya seperti klaim kewajiban produk, garansi dan biaya perbaikan, hilangnya kepuasan pelanggan, dan kerusakan reputasi perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar